Minggu, 14 September 2014

Tentang Ukhwah (tadabbur surat Al-Anfal : 63)

Pernah kudefinisikan ukhwah hadir karena seringnya berinteraksi, sehingga semakin mengenal dan memahami

Pernah kudefinisikan ukhwah hadir karena lapang dan dalamnya hati dalam memahami

Pernah kudefinisikan ukhwah hadir ketika seorang memahami dan membantu saudaranya dengan hati yang lapang dan ikhlas

Ternyata itu semua bukanlah ukhwah itu sendiri, lalu apa itu ukhwah?

Ikhwah fillah, itulah sepenggal pertanyaan yang pernah bergelayut cukup lama di benak saudaramu ini. Ya, sebenarnya ukhwah itu apa? Apakah sekedar seperti yang kusebutkan diatas? ternyata tidak. Menjawab pertanyaan tersebut, segera kubuka buku pedoman hidup seluruh manusia The Holy Qur'an. Ternyata jawabannya ada disana!!! Ketika kutelusuri ayat demi ayat hingga sampailah aku pada surat Al-anfal ayat 63

dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)]. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana

Coba perhatikan redaksi yang digunakan dan maknanya. Ternyata ukhwah hadir karena pemberian Allah dan merupakan salah satu nikmat Allah kepada hambaNya yang beriman. Karena ukhwah merupakan nikmat yang dikarenakan keimanan kepada Allah maka tak heran bahwa nikmatnya berukhwah pun dirasakan ketika keimanan kita sedang dalam kondisi baik.

Ikhwah fillah, coba kita renungi kembali, ketika ukhwah semakin kering, ketika ukhwah hanya sekedar menjadi pemanis bibir tanpa tindakan, ukhwah hanya ada dalam dunia harapan dan impian, ketika kita semakin tidak nyaman dengan saudara-saudara kita, hal pertama yang harus kita lakukakan adalah mengecek kembali kondisi keimanan kita. Karena siapa tahu keimana kita yang semakin menipis yang membuat Allah mencabut nikmat ukhwah dari hati-hati kita.

Ketika keimanan menipis maka tidak ada lagi hudznuzhan, yang timbul hanyalah prasangka-prasangka yang mematikan hati. Tidak ada lagi tabayun, yang ada hanyalah prasangka-prasangka yang sudah pasti 
‘ah!! Akh ini mah pasti begini, ukh itu mah begitu’. 
Mungkin itu yang sering terjadi pada kita semua. Sehingga yang terjadi adalah kecewa dan akhirnya pergi meninggalkan dakwah ini. Apakah itu yang kita inginkan?? Menjadi penyebab saudara kita meninggalkan dakwah ini !?

Karena itu, ketika kita merasa ukhwah diantara kita semakin mengering bahkan kerontang, yang harus pertama kita evaluasi adalah kondisi keimanan kita dan saudara-saudara kita, kemuadian saling ingat mengingatkanlah dalam kebenaran dan ketaqwaan. Moga Allah selalu menghadirkan ukhwah yang tulus ke dalam hati-hati kita.