Assalamualaikum, teman-teman, pernahkah mengalami suatu keadaan dimana kita harus memutuskan sesuatu keputusan yang berat dan tidak kita sukai? Pernahkah mengalami saat dimana kita harus tegas atas sesuatu, tetapi khawatir melukai orang lain?
Atau mungkin, ada saatnya kita merasa akan lebih baik bila kita bisa memutuskan tanpa harus mengacu pada hukum yang ada.
Memilih itu memang terkadang berat. Apalagi memilih berbuat kebaikan yang kelihatannya tidak sesuai dengan kata hati kita. Contohnya adalah ketika kita dituntut untuk memutuskan sesuatu yang tegas dan adil sekaligus.
Tegas yang kadang disalah artikan oleh orang lain sebagai tindakan yang kejam, dan adil yang masih banyak dipahami dengan sudut pandang yang salah. Dua hal ini sama-sama sulit dilakukan. Butuh kemampuan, butuh keberanian, butuh pendirian.
Nah, berkaitan dengan dua hal diatas, coba deh kita baca kisah dibawah ini :
Diruang sidang pengadilan, hakim Marzuki duduk tercenung menyimak tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yg dituduh mencuri singkong, nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya lapar.
Namun manajer perusahaan yang melaporkan tersangka tetap pada tuntutannya, bahwa nenek tersebut harus ditindak sesuai hukum yang berlaku, agar kejadian ini menjadi contoh bagi warga lainnya. Hakim Marzuki menghela nafas, dia memutus diluar tuntutan jaksa PU.
"Maafkan saya", katanya sambil memandang nenek itu.
"Saya tak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. Saya mendenda anda 1 juta rupiah dan jika anda tidak mampu bayar maka anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU".
Apakah sang hakim telah berlaku tegas? Ya, hakim Marzuki yang diceritakan di atas telah berlaku tegas dan menjatuhkan hukuman sesuai yang seharusnya dijatuhkan.
Karena seperti yang dituntut oleh manajer perusahaan yang kecurian, semua ini dilakukan agar menjadi pelajaran bagi warga lainnya. Hakim Marzuki memang merasa berat dalam menjatuhkan hukuman tersebut, tapi itu lah yang dinamakan ketegasan. Sebagai hakim, beliau juga harus memikirkan pihak yang menuntut dan warga lainnya.
Apakah sang hakim telah berlaku tegas? Ya, hakim Marzuki yang diceritakan di atas telah berlaku tegas dan menjatuhkan hukuman sesuai yang seharusnya dijatuhkan.
Karena seperti yang dituntut oleh manajer perusahaan yang kecurian, semua ini dilakukan agar menjadi pelajaran bagi warga lainnya. Hakim Marzuki memang merasa berat dalam menjatuhkan hukuman tersebut, tapi itu lah yang dinamakan ketegasan. Sebagai hakim, beliau juga harus memikirkan pihak yang menuntut dan warga lainnya.
Namun, ketegasan saja ternyata belum cukup. Ketegasan yang beliau lakukan dalam sidang tersebut mungkin saja dianggap sebagai tindakan yang kejam terhadap nenek yang mencuri singkong tersebut. Nah, sekarang, mari kita lihat apa yang selanjutnya hakim marzuki lakukan :
Nenek tersebut segera tertunduk lesu, hatinya remuk redam, sementara hakim Marzuki mencopot topi toganya, membuka dompetnya kemudian mengambil & memasukkan uang 1 juta rupiah ke topi toganya serta berkata kepada hadirin.
"Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada tiap org yg hadir diruang sidang ini sebesar 50rb rupiah, sebab menetap di kota ini, yangg membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya, saudara panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa."
Sampai palu diketuk dan hakim marzuki meninggalkan ruang sidang,nenek itupun pergi dengan mengantongi uang 3,5jt rupiah, termsk uang 50rb yg dibayarkan oleh manajer perusahaan yg tersipu malu karena telah menuntutnya.
Ketegasan yang disandingkan dengan keadilan adalah hal yang indah. Mencuri, siapapun pelakunya, hukumnya haram dan tercela. Tidak terkecuali hukumnya untuk nenek tersebut. Tapi diluar itu nenek tadi juga berhak atas sesuatu keputusan yang adil. Karena seharusnya sesama muslim juga harus saling membantu dan memperhatikan lingkungan.
“Ketegasan adalah kekejaman untuk mengabaikan semua kemungkinan selain kebaikan.
Karena, Orang yang tidak tegas, telah berlaku kejam dengan membiarkan keburukan menjadi lebih kuat daripada kebaikan.
Itu sebabnya, Lebih baik dikira kejam saat memajukan kebaikan, daripada dikira penyayang tapi menyembunyikan ketidak-jujuran. “ (Mario Teguh)
Berlaku tegas dan adil bukan hanya untuk kebaikan kita sendiri, tetapi juga untuk kebaikan orang lain yang kita cintai karena Allah. Dengan sikap yang tegas dan adil seseorang dapat menegakkan kebenaran. Karena tegas dan adil adalah pilihan bagi hidup kita, untuk melakukan hal yang Allah perintahkan sesuai hukumnya dan sesuai porsinya.
Yuk, berusaha menjadi muslim yang berani, tegas, dan adil untuk generasi yang lebih baik! J
Yuk, berusaha menjadi muslim yang berani, tegas, dan adil untuk generasi yang lebih baik! J
wah nice bgt ceritanay.. aku juga pernah baca di suatu tempat tapi cerita ini emang TOP ^^b
BalasHapusiya, kan teh saraah~
Hapustapi susah sih emang jadi begitu. tapi bisaaa! semangat!!