Sabtu, 10 Desember 2011

Sekilas Tentang Gerhana

Assalamu'alaikum kawan, gimana kabarnya? Semoga kalian selalu sehat dan berada dalam lindungan Allah SWT. Amin..Kali ini, yuk kita bahas tentang Gerhana Bulan yang akan terjadi malam ini.


Di penghujung tahun 2011, masyarakat Indonesia berkesempatan untuk menikmati gerhana Bulan. Kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga dan teman sambil menikmati fenomena alam yang menarik tersebut.


Gerhana Bulan Total (GBT) di akhir tahun 2011 yang juga merupakan peristiwa GBT kedua di tahun 2011 akan berlangsung dari sore hari setelah Matahari terbenam sampai jelang tengah malam. Gerhana terakhir di tahun 2011 ini akan terjadi ketika Bulan sedang berada pada titik turun di timur Rasi Taurus. Saat gerhana, Bulan baru saja melintasi titik terjauhnya dari Bumi yang terjadi tanggal 6 desember 2011 ketika Bulan berada pada jarak 405400 km.
Pada GBT 10 Desember 2011, Bulan akan melintasi area tengah bagian selatan bayangan Bumi. Kali ini Bulan tidak akan melintas tepat di tengah bayangan Bumi seperti halnya GBT 16 Juni 2011. Tapi meskipun demikian fase gerhana total akan berlangsung selama 51 menit.


Tahapan Gerhana
Secara keseluruhan, fasa gerhana total dari GBT tanggal 10 Desember 2011 akan berlangsung selama 51 menit. Waktu kontak antara Bulan dengan Bumi akan dimulai dengan Bulan memasuki bayangan Bumi dengan tahapan waktu :
Waktu Indonesia bagian Barat?
Gerhana Penumbral dimulai : 18:33:32 wib
Gerhana Sebagian dimulai : 19:45:42 wib
Gerhana Total dimulai : 21:06:16 wib
Puncak Gerhana : 21:31:49 wib
Gerhana Total berakhir : 21:57:24 wib
Gerhana Sebagian berakhir : 23:17:58 wib
Gerhana Penumbral berakhir: 00:30:00 wib
Waktu Indonesia bagian tengah?
Gerhana Penumbral dimulai : 19:33:32 wita
Gerhana Sebagian dimulai : 20:45:42 wita
Gerhana Total dimulai : 22:06:16 wita
Puncak Gerhana : 22:31:49 wita
Gerhana Total berakhir : 22:57:24 wita
Gerhana Sebagian berakhir : 00:17:58 wita
Gerhana Penumbral berakhir: 01:30:00 wita
Waktu Indonesia bagian timur?
Gerhana Penumbral dimulai : 20:33:32 wit
Gerhana Sebagian dimulai : 21:45:42 wit
Gerhana Total dimulai : 23:06:16 wit
Puncak Gerhana : 23:31:49 wit
Gerhana Total berakhir : 23:57:24 wit
Gerhana Sebagian berakhir : 00:17:58 wit
Gerhana Penumbral berakhir: 01:30:00 wit
 Waktu shalat gerhana

Waktu shalat gerhana: dari mulai terjadinya gerhana sampai hilang berdasar sabda beliau Sholallahu ‘Alaihi Wasallam , “Apabila kalian melihat (artinya: sesuatu dari peristiwa tersebut), maka shalatlah”. (Mutafaqqun ‘Alaih)Dan dalam hadits lainnya , “Dan jika kalian melihat yang demikian itu maka sholatlah hingga matahari kelihatan”. (Diriwayatkan oleh Muslim) Shalat gerhana tidak diqadha setelah hilangnya gerhana tersebut, karena telah hilang waktunya. Jika gerhana telah hilang sebelum mereka mengetahuinya, maka mereka tidak perlu melakukan shalat gerhana.












Tata Cara Shalat Gerhana

Mengerjakan shalat 2 raka’at dengan mengeraskan bacaan padanya, menurut pendapat yang shahih dari dua pendapat ulama, membaca pada rakaat pertama surat Al Fatihah dan surat yang panjang seperti surat Al Baqarah atau yang seukuran dengannya, kemudian ruku’ dengan ruku’ yang panjang, kemudian mengangkat kepalanya dan membaca:

sami allahu liman hamidah, rabbana wa lakal hamd

Artinya, “Maha mendengar Allah terhadap orang yang memuji-Nya. Wahai Robb kami, bagi Engkaulah segala puji”


Setelah i’tidal, melakukan seperti shalat-shalat yang lainnya, kemudian membaca Al Fatihah dan surat yang lebih pendek dari yang pertama seukuran surat Ali ‘Imran, kemudian memanjangkan ruku’nya, lebih pendek dari ruku’ yang pertama, kemudian mengangkat kepalanya dan membaca,


” sami’ allahu liman hamidah, rabbana wa lakal hamd, hamdan katsiran thayyiban mubaarakan fiihi, mil’as samaa’i wa mil’al ardh, wa mil’a ma syi’ta min syai’in ba’du


Artinya,
“Maha mendengar Allah terhadap orang yang memuji-Nya. Wahai Robb kami,bagi Engkaulah segala puji dengan pujian yang banyak, baik dan penuh keberkahan padanya, sepenuh langit, sepenuh bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki dari segala sesuatu sesudahnya”.



Kemudian sujud dua kali yang panjang dan tidak memperlama duduk diantara dua sujud, kemudian shalat untuk raka’at yang kedua seperti yang pertama dengan dua ruku’ dan dua sujud yang panjang, sebagaimana yang dikerjakan para raka’at yang pertama, kemudian tasyahud dan salam.


Inilah salat gerhana sebagaimana yang dikerjakan oleh Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam dan sebagaimana yang diriwayatkan dari beliau tentang hal itu melalaui beberapa jalan, sebagiannya di Ash Shahihain.


Diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu ‘Anha , “Matahari mengalami gerhana pada masa Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam, maka beliau berdiri, bertakbir, dan orang-orang berbaris dibelakang beliau. Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam membaca bacaan yang panjang lalu beliau ruku’ dengan ruku’ yang lama, kemudian mengangkat kepalanya dan mengucapkan, “SAMI’ ALLAAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANAA WA LAKA AL HAMDU”. Kemudian beliau berdiri dan membaca bacaan yang panjang lebih pendek dari bacaan yang pertama, lalu takbir dan ruku’ yang lama lebih pendek dari ruku’ yang pertama, kemudian mengucapkan, “SAMI’ ALLAAHU LIMAN HAMIDAH, ROBBANAA WA LAKA AL HAMDU”. Kemudian sujud. Lalu beliau mengerjakan yang seperti itu pada rakaat yang kedua hingga sempurna empat ruku’ dan empat sujud. Dan matahari kembali terlihat sebelum beliau selesai” (Muttafaqun ‘Alaih)



Dan disunnahkan untuk shalat dengan berjama’ah berdasar perbuatan Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan Boleh untuk mengerjakan sendiri-sendiri, tetapi mengerjakannya dengan berjama’ah lebih utama.

Disunnahkan bagi imam untuk memberikan nasehat kepada manusia setelah shalat gerhana, mengingatkan mereka dari kelalaian dan kelengahan serta memerintahkan mereka untuk memperbanyak doa dan istighfar.


Dalam Ash Shahih dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha (artinya),

“Bahwa Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam telah selesai shalat dan matahari telah nampak, lalu beliau berkhutbah di hadapan manusia, memuji Allah dan memuja-Nya, dan bersabda, 

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak terkena gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang, jika kalian melihat yang demikian itu, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbir, mengerjakan shalat, dan bershadaqahlah…”.”
Apabila shalat sudah selesai sebelum gerhana hilang, hendaknya mengingat dan berdo’a kepada Allah hingga gerhana tersebut hilang, dan tidak perlu mengulang shalat, seharusnya menyempurnakan shalat dan tidak menghentikannya; berdasar firman Allah,



“Dan janganlah kamu merusakkan amal-amalmu” (Muhammad:33)


Maka shalat dilakukan pada waktu terjadinya gerhana berdasar sabda beliau, “hingga gerhana itu hilang”, dan sabda beliau, “Hingga dihilangkan apa yang menimpa kalian”.
Syaikh Al Islam Ibnu Taimiyyah berkata,
“Gerhana terkadang lama waktunya dan terkadang pendek, tergantung gerhananya. Terkadang tertutup semuanya (gerhana total), terkadang separuh atau sepertiganya. Jika yang tertutup besar; hendaknya memanjangkan shalat hingga membaca Al Baqarah dan yang semisalnya pada raka’at pertama dan setelah ruku’ yang kedua hendaknya membaca yang lebih pendek. Telah datang hadits-hadits shahih dari Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam tentang apa yang kami sebutkan. Dan disyariatkan untuk mempercepat shalat jika telah hilang sebabnya.


Begitu pula jika mengetahui bahwa gerhana tersebut tidak lama. Dan apabila gerhana tersebut menipis sebelum shalat, maka supaya memulai shalat dan memendekkannya, itulah pendapat jumhur Ahli Ilmu; karena shalat tersebut disyariatkan berdasarkan’illah (sebab), dan ‘illah itu telah hilang. Jika gerhana itu hilang sebelum shalat; maka tidak perlu shalat….”


Sumber : 
http://aladiw.us/tuntunan-dan-cara-sholat-gerhana/
http://langitselatan.com/2011/12/05/gerhana-bulan-total-terakhir-di-tahun-2011/



0 comments:

Posting Komentar