Penulis : Al-Ustadz Muslim Abu Ishaq Al-Atsari
Kali ini, kita mau membahas suatu hal yang kelihatannya kecil, tapi esensial : Niat!
gini nih teman-teman..:
Fungsi niat dalam ibadah sangat penting. Karena itu setiap muslim harus senantiasa memperbaiki niat dalam ibadahnya, yaitu ikhlas untuk Allah semata.
Umar ibnul Khaththab radliallahu anhu berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
"Amalan-amalan itu hanyalah tergantung dengan niatnya. Dan setiap orang hanyalah mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan. Maka siapa yang amalan hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu karena Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin ia peroleh atau karena wanita yang ingin ia nikahi maka hijrahnya itu kepada apa yang dia tujukan/niatkan". (HR bukhari & muslim)
Dari hadits di atas kita pahami bahwa setiap orang akan memperoleh balasan amalan yang dia lakukan sesuai dengan niatnya. "Setiap amalan yang dilakukan seseorang apakah berupa kebaikan ataupun kejelekan tergantung dengan niatnya. Apabila ia tujukan dengan perbuatan tersebut niatan/maksud yang baik maka ia mendapatkan kebaikan, sebaliknya bila maksudnya jelek maka ia mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan".
Beliau juga mengatakan: "Hadits ini mencakup di dalamnya seluruh amalan, yakni setiap amalan harus disertai niat. Dan niat ini yang membedakan antara orang yang beramal karena ingin mendapatkan ridha Allah dan pahala di negeri akhirat dengan orang yang beramal karena ingin dunia apakah berupa harta, kemuliaan, pujian, sanjungan, pengagungan dan selainnya".
Di sini kita bisa melihat arti pentingnya niat sebagai ruh amal, inti dan sendinya. Amal menjadi benar karena niat yang benar dan sebaliknya amal jadi rusak karena niat yang rusak. Berkata Ibnul Mubarak rahimahullah: "Berapa banyak amalan yang sedikit bisa menjadi besar karena niat dan berapa banyak amalan yang besar bisa bernilai kecil karena niatnya". (Jamiul Ulum wal Hikam, hal. 71)
Meluruskan Niat
Kita nih, temen-temen, harus terus berupaya memperbaiki niat kita dan meluruskannya agar apa yang dilakukan dapat berbuah kebaikan. Dan perbaikan niat ini perlu kesungguhan. Kenapa? Karena meluruskan niat memang hal yang sulit, kan? Tapi disitulah seninya. Dan disitulah buktinya, bahwa Niat yang lurus adalah hal yang penting. Kalau nggak penting kenapa harus susah-susah Allah kasih, kan?
Niat itu harus ditujukan semata untuk Allah, ikhlas karena mengharapkan wajah-Nya yang Mulia. Ibadah tanpa keikhlasan niat maka tertolak sebagaimana bila ibadah itu tidak mengikuti tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Allah ta`ala berfirman tentang ikhlas dalam ibadah ini :
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Dan tidaklah mereka diperintah kecuali untuk beribadah kepada Allah dalam keadaan mengikhlaskan agama bagi-Nya. (Al Bayyinah : 5)
Yang perlu diingat bahwa niat itu tempatnya di hati sehingga tidak usah dilafazkan dengan lisan. Bahkan termasuk perbuatan bid``ah bila niat itu dilafazkan.
Pelajaran Yang Dipetik dari Hadits Ini
- Niat itu termasuk bagian dari iman karena niat termasuk amalan hati.
- Wajib bagi seorang muslim mengetahui hukum suatu amalan sebelum ia melakukan amalan tersebut, apakah amalan itu disyariatkan atau tidak, apakah hukumnya wajib atau sunnah. Karena di dalam hadits ditunjukkan bahwasanya amalan itu bisa tertolak apabila luput darinya niatan yang disyariatkan.
- Niat dalam beramal juga harus ditentukan. Karena, beda niat, beda pula pahalanya. Misalkan : seorang bapak akan melaksanakan sholat. Niatnya sih mau sholat dzuhur. Tapi ternyata bapak tadi baru tahu kalau sudah masuk waktu ashar *jangan ditiru nih*. Akhirnya ditengah sholat dalam hati bapak tadi bilang, “ah, anggap aja ini sholat ashar”. Nah, lho. Nggak bisa, dong.. hehe.
- Amal tergantung dari niat, tentang sah tidaknya, sempurna atau kurangnya, taat atau maksiat.
- Seseorang mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan namun perlu diingat niat yang baik tidaklah merubah perkara mungkar (kejelekan) itu menjadi ma'ruf (kebaikan), maupun sebaliknya. *jadi yang ngasih cotekan ke temen karena niatnya ‘menolong teman yang kesulitan’ jangan alasan lagi yaa*
- Wajibnya berhati-hati dari riya, sum`ah (beramal karena ingin didengar orang lain) dan tujuan dunia yang lainnya karena perkara tersebut merusakkan ibadah kepada Allah ta`ala.
- Hijrah (berpindah) dari negeri kafir ke negeri Islam memiliki keutamaan yang besar dan merupakan ibadah bila diniatkan karena Allah dan Rasul-Nya.
Wallahu ta`ala a`lam bishawwab.
Sumber : asysyariah.com
nah ini baru bener..
BalasHapusbahas tuh mulai dari yang paling awal dulu..