Kamis, 25 Juni 2015

Peduli Dakwah, Kenapa Tidak?


Bro en Sis, akhir-akhir ini kita disuguhkan dengan banyaknya informasi yang bikin umat Islam merasa terpojok. Abisnya, gimana dong, kasus di Ciketing, Bekasi, malah umat Islam di situ yang dituduh tidak toleran kepada umat agama lain, sampe-sampe ada lho mereka yang ngaku muslim malah merasa minder dan bela-belain agama lain. Padahal, mereka bukan orang yang tinggal di sana dan hanya tahu dari media massa. Jadinya gimana? Ya, jadinya ngawur, ngasih judgement nggak pas. Tuduh sana tuduh sini. Seharusnya kan, lakukan investigasi, media massa juga wajib beritakan secara berimbang. Bagi kita yang ingin mendapatkan keputusan akurat, bawalah kasus itu ke pengadilan atau pihak berwenang sejenisnya untuk mengurus masalah itu. Setelah tahu duduk perkaranya, bolehlah kita menilai. Siapa yang salah, siapa yang benar, siapa yang berbohong, siapa yang jujur. Gitu lho.


Eh, masalah itu belum beres, muncul kasus lain. Densus 88 Antoteror menembak mati beberapa orang dari gerombolan perampok Bank CIMB di Medan. Belum selesai penyelidikan dan penyidikan, kok tiba-tiba diberitakan bahwa perampokan itu adalah bagian dari aksi teroris Al Qaeda Aceh. Menurut cerita polisi (yang belum tentu benar itu), para teroris melakukan perampokan untuk membiayai perjuangan mereka. Lha, tahu dari mana? Parahnya, media massa juga bukan memberikan berita, tapi menuliskan cerita yang sumbernya juga cuma dari polisi. Walhasil, kasus ini diduga kuat merupakan rekayasa dan upaya pemberian cap negatif kepada kelompok tertentu, khususnya umat Islam. Waduh!



Jangan ragu, dakwah tetaplah melaju



Bro en Sis, berdakwah itu tugas mulia seorang muslim. Terlepas dari adanya kasus terbaru itu atau tidak, dakwah mah tetap wajib terus berjalan. Termasuk buat kita para remaja muslim yang shalih dan shalihah, jangan kendor dong semangatnya. Justru kita kudu buktikan bahwa tuduhan-tuduhan yang menyebutkan Islam sebagai agama teror dan umatnya gemar bikin teror adalah tuduhan keliru yang punya bapak salah alias keliru bin salah. Tuduhan yang ngaco, gitu lho.



Oya, ngomongin soal dakwah biasanya kamu langsung mengkerut dahinya. Hehehe.. pengalaman membuktikan bahwa remaja ogah deket-deket dengan dakwah. Tapi, gaulislam, buletin kesayangan kita semua ini, bakalan ngajak kamu bermain sambil belajar mengenal apa itu dakwah dan tentu saja menyarankan kamu semua untuk peduli dengan dakwah. So, pasti dakwah Islam, dong. Dan, harap dipahami, bahwa dakwah Islam nggak melulu tugas dan tanggung jawab para ulama atau ustad, lho. Tapi kita semua, sebagai muslim. Lagian, dakwah bukan selalu berarti harus disampaikan di depan forum besar, tabligh akbar atau sejenisnya. Nggak juga lho. Kamu menegur dan mengingatkan kawan kamu yang nggak shalat pun, itu adalah dakwah. Betul?



Mungkin kita pernah bertanya kepada diri sendiri: mengapa ada banyak orang yang mau bersusah payah mengingatkan orang lain? Mengapa ada begitu banyak orang yang rela kehilangan begitu banyak waktu hanya untuk menyampaikan kepada orang lain apa yang dipahami dan diyakininya? Mengapa selalu saja ada orang yang merasa harus peduli dan cinta kepada orang lain, sehingga ia merasa perlu untuk menegur dan menyadarkan? Apakah kita sudah punya jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut?



Seorang teman pernah menyampaikan bahwa ia merasa hampa dalam hidupnya. Padahal, ia sudah mendapatkan segala cita-cita dan keinginannya. Ia sudah bekerja di sebuah perusahaan asing. Perusahaan yang setidaknya memberikan jaminan hidup yang lebih dari cukup. Ia pun berambisi ingin meraih gelar sarjana, maka ia kuliah meski dengan susah payah karena harus berbagi waktu dengan pekerjaannya. Beberapa tahun kemudian berhasil lulus. Keluarga? Ia bahkan sudah lebih dulu menikah ketimbang saya yang waktu itu masih luntang-lantung tak karuan. Keluarga? Ia sudah punya anak-anak dan istri yang siap menemani, mendampingi dan menghidupkan hari-harinya.



Tapi mengapa ia merasa hampa dalam hidup, padahal ia sudah berhasil meraih segala yang diangankan dan diinginkannya selama ini? Bukankah sebuah kebahagiaan ketika kita bisa berhasil meraih apa yang selama ini kita harapkan? “Memang bahagia, tapi rasanya belum lengkap,” begitu jawabnya suatu saat.



Ia lantas bercerita bahwa dirinya merasa iri dengan teman-temannya semasa sekolah dulu dan saat itu masih sering bertemu karena ada sebagian yang bekerja di kota yang sama dengannya. Ia sampaikan bahwa ia merasa tak berarti apa-apa di hadapan teman-temannya. Meski jika dibandingkan secara ekonomi, beberapa temannya tak seberuntung dirinya. Tapi ia tetap memendam rasa iri sekaligus rasa kagum kepada teman-temannya yang senantiasa istiqomah dalam dakwah. Sementara ia sendiri merasa bahwa hidup sekadar menikmati untuk diri dan keluarganya saja. Ia pantas merasa iri dan kagum kepada teman-temannya yang, meski dengan kondisi jauh lebih sederhana darinya, tapi mampu berbagi dengan orang lain. Meski kehidupan ekonomi teman-temannya terbilang biasa, tapi baginya adalah istimewa. Karena teman-temannya bisa berbagi tenaga, berbagi waktu, dan berbagi ilmu dengan sesamanya.



Kemudian, tak lama setelah ‘curhat’ kecil-kecilan itu, ia bertekad untuk membagi kehidupannya untuk orang lain. Ia sudah azzam-kan kuat-kuat dalam niatnya untuk terjun dan menyiapkan diri dalam barisan pengemban dakwah. Ia semangat mengkaji Islam dan tak kenal lelah mencari ilmu. Tak lama kemudian, dakwah telah menjadi pilihan hidupnya. Ia sudah menyiapkan segalanya untuk itu. Alhamdulillah. Tapi beberapa waktu lalu, terdengar kabar dari teman saya yang satu daerah dengannya. Kabar yang tak sedap tentang dirinya: ia futur dari dakwah. Innalillaahi. Mungkin ia belum sepenuhnya siap.



Sebelum bisa menulis seperti ini, sebelum bisa menyampaikan secara lisan kepada orang lain tentang Islam, saya termasuk orang yang cuek terhadap orang lain. Saya punya prinsip, “Urus diri sendiri, jangan campuri urusan orang lain. Dan yang terpenting: Jangan membuat susah orang lain”. Itu saja sudah cukup bagi saya dalam menjalani kehidupan di dunia ini.



Tapi, ternyata prinsip itu runtuh seketika saat seorang teman mengajak saya untuk merenung tentang hidup. Saya termasuk kagum kepadanya karena di usianya yang masih remaja (waktu itu SMA kelas 2) sudah berani berbicara tentang bagaimana memiliki rasa peduli kepada orang lain, ia sudah dengan tegas menyampaikan bahwa dakwah adalah perjuangan antara hidup dan mati. Entah dari siapa dan bagaimana caranya ia mendapatkan prinsip tersebut. Yang jelas dan pasti, pikiran dan perasaannya sudah jauh lebih dewasa dari fisiknya itu sendiri. Saya salut kepadanya. Karena ia telah begitu serius menyiapkan diri di jalan dakwah. Subhanallah.



Masih di tahun-tahun yang sama, awal tahun 90-an waktu itu, gairah mengkaji Islam di kalangan pelajar sangat semarak. Semangat mereka mampu membakar perasaan dan pikiran saya waktu itu. Saya bahkan merasa yakin, jika banyak anak muda yang memiliki semangat untuk mengkaji Islam, bukan mustahil bila Islam akan semakin banyak pendukungnya, pembelanya, dan pejuangnya. Akan banyak anak muda muslim yang berdakwah dengan semangat berkobar-kobar laksana api yang membakar. Ia akan mendidihkan pikiran dan jiwa sesamanya untuk bangkit bersama membela Islam.



Kini, sudah dua puluh tahun tahun sejak saya tercerahkan dengan Islam, kebanggaan saya kian memuncak, karena ada banyak generasi pembela dan pejuang Islam yang masih belia, yang ketika jaman saya seusia mereka masih senang main-main. Kini, semangat untuk mengemban dakwah mengalir sampai jauh ke generasi yang masih belia. Saya yakin, ini tidak jadi dengan sendirinya, tapi disiapkan oleh orang-orang yang punya semangat untuk menggerakkan segenap potensi yang dimiliki kaum Muslimin. Insya Allah, kemenangan Islam, bukan khayalan. Kemenangan Islam bukan juga mimpi atau ilusi. Tapi sebuah kenyataan. Insya Allah.



Jadi, yuk kita peduli terhadap dakwah. Sejak dari sekarang. Kalo kamu udah jadi anak ngaji dan aktif berdakwah, sebaiknya pedulimu terhadap dakwah makin kuat. Saya juga sama. Ingin lebih baik lagi kepeduliannya terhadap dakwah—termasuk tentunya terjun langsung dalam dakwah. Mari sama-sama saling peduli dan saling menguatkan. Sip deh, kalo barengan gini kan jadinya asik. Ok?



Oya, nih ada pesan bagus lho dari Ustad Aa Gym. Aa Gym, dalam narasi awal di salah satu lagu The Fikr bertutur: “jalan berliku, terjalnya tebing, curamnya jurang, bukanlah sesuatu yang mengerikan. Yang paling mengerikan adalah kehilangan keberanian untuk mengarungi kehidupan. Siapapun yang berani mengarungi kehidupan, dia harus menikmati hiruk-pikuk kesulitan, terjalnya masalah, dalamnya kepiluan, karena di balik semua itu tersimpan hikmah yang dalam. Bagi pencari kebenaran, kenikmatan adalah untuk terus mencari, mengarungi samudera kehidupan.”


Nyatakan “La ilaha Illallah” Hadapi Islamophobia Barat

Oleh: Muhammad Syafii Kudo


AWAL tahun lalu, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengabarkan berencana meluncurkan jaringan satelit sebagai salah satu upaya untuk memerangi Islamophobia. OKI bahkan berencana membahas peluncuran sebuah jaringan televisi satelit berbahasa Arab, Inggris dan Prancis. Salah satu tujuannya, untuk memperbaiki citra Islam, melawan gerakanIslamphobia khususnya di Barat.



“Islamophobia terus meningkat,” kata Sekretaris Jenderal OKI Ekmeleddin Ihsanoglu  dikutip media asing. “Bahkan, itu telah memasuki tahap ketiga.”



Pada tahap pertama, kata Ihsanoglu, kaum Islamophobia menggunakan kebebasan berekspresi sebagai alasan untuk mempromosikan kebencian terhadap umat Islam. Tahap kedua, berupaya melembagakan kebencian terhadap Islam dan Muslim, tambahnya.



Pertanyaan yang layak dikemukakan adalah, mengapa hal ini bias terjadi?

Mengapa dari era pre-modern hingga post-modern , Islamphobia di Barat tetap terpelihara dengan baik? Mengapa Barat selalu bersenangan menaruh curiga besar kepada Islam dan umatnya?
Tidak mudah untuk menjawabnya. Namun  hal ini ternyata dapat kita telusuri mulai dari masa hidup “Sang Bapak Bangsa” yang kita kenal dengan Ibrahim Alaihissalam dalam al-Qur’an dan Abraham dalam Khazanah Israiliyat.


Secara singkat, dalam Bibel dikisahkan bahwa Sara (Siti Sarah) yang merupakan istri pertama Ibrahim (Nasrani menyebutnya Abraham) merasa cemburu kepada Hagar (Siti Hajar) yang merupakan istri kedua Abraham yang dipilihkan sendiri oleh Sara.



Ini disebabkan karena Hagar yang awalnya adalah budak Sara asal Mesir mendapatkan perhatian lebih dari Abraham karena Hagar dapat memberikan keturunan lebih dulu daripada Sara yang sudah sangat tua. Anak yang dinamakan Ismael itulah yang kelak melahirkan bangsa Arab, termasuk Bani Hasyim nya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam.



Meskipun pada akhirnya Sara juga melahirkan anak buat Abraham yang dinamai Ishak sang kakek Israel. Kelahiran 2 anak beda ibu ini dalam Bibel Kitab Kejadian pasal 21 disebutkan berselang 14 tahun.



Ismael lahir saat usia Abraham 86 tahun dan Ishak lahir saat usia Abraham 100 tahun. Kemudian dikisahkan ketika tiba masa Ishak disapih, maka semakin bertambahlah rasa cemburu Sara pada Hagar.



“Bertambah besarlah anak itu (Ishak) dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.” (lihat Kitab Kejadian 21 : 8-10).



Dari kisah cemburunya Sara inilah kristolog seperti Ahmad Deedat berpendapat bahwa kecemburuan itu sedikit banyak telah menurun kepada beberapa anak cucunya hingga sekarang.



Dan itulah juga menjadi dasar di antara salah satu dari awal kebencian Barat yang merepresentasikan diri sebagai “anak nakal” Israel terhadap keturunan Ismael alias bangsa Arab wabil khusus, Islam.



Kebencian itu makin bertambah karena Tuhan juga memindahkan tongkat kekuasaanNya dari Bangsa Israel kepada Bangsa Arab (Ismael) karena Israel mengingkari perjanjian yang telah disepakati oleh nenek moyang mereka dengan Tuhan melalui Musa (lihat Keluaran 19 : 3-8).



Era Perang Salib



Di era Perang Salib,  kebencian Barat makin menjadi terhadap Islam. Saat Yerussalem jatuh ke tangan kaum Muslim untuk kedua kalinya, tepatnya saat Kaum Muslim dipimpin Salahudin Al Ayyubi, kegusaran Barat yang saat itu berpusat di Eropa juga semakin besar.

Pasca kejatuhan Yerussalem yang kedua, Paus Urbanus II berpidato di Clermont pada bulan November 1095  yang isinya menghasut orang-orang Kristen untuk memerangi kaum Muslim yang dikatakannya sebagai bangsa keji dan barbar  yang menguasai  Tanah Suci Yerussalem. Pidato sarat kebencian inilah yang dianggap sebagai Proklamasi Peradaban Barat yang bercirikan sinisme kepada Islam hingga kini.


Leopold Weiss, seorang penulis kenamaan berdarah Yahudi Polandia memiliki sebuah pandangan menarik mengenai akar kebencian Barat kepada Islam. Penulis yang setelah memeluk Islam memakai nama Muhammad Asad ini dalam buku memoarnya yang terkenal, “Road To Mecca”,  menulis bahwa pengalaman dahsyat dalam Perang Salib inilah yang akhirnya menyadarkan bangsa Eropa bahwa mereka memiliki satu kesatuan kultural.

Sebab sebelumnya bangsa ini hampir sulit disatukan karena besarnya ego masing-masing kaum seperti Frank, Saxon, Jermania, Burgundia, Norman, Sisillia, dan Lombardia. Perang Salib pertama inilah yang telah menyatukan mereka dalam satu kebanggaan sebagai bangsa Kristen Eropa.  Kisah Perang Salib inilah yang kemudian dijadikan doktrin kepada putra-putri Barat agar membenci Islam.


Menurut  Muhammad Asad, Perang Salib sangat berbeda dengan Perang lainnya. Karena betapa banyak perang besar yang terjadi dan memakan banyak korban dan seolah-olah tak dapat dimaafkan pada masanya ternyata di kemudian hari perlahan bisa dilupakan.

Kisah pengeboman Pearl Harbour, perang vietnam, dan bom atom Hiroshima-Nagasaki yang pada masanya sangat heboh toh saat ini sudah dianggap sebagai sejarah belaka dan negara yang terlibat pun kini  hubungan diplomatiknya juga makin erat seolah lupa bahwa mereka pernah bermusuhan di masa lalu.


Artinya kebencian masa lalu tak berlanjut di masa kini. Ini berbeda dengan Perang Salib. Selain berlangsung lama dan bertahap, perang ini ternyata tak hanya memakan banyak korban namun juga menimbulkan luka intelektual bagi Barat. Dan luka intelektual inilah yang kemudian jadi pemantik bara dendam Barat pada Islam. Dengan difasilitasi media-media, citra Islam dibiaskan Barat sejak dini. Sebutan Nabi Muhammad diganti dengan Mahound sebagai bentuk penghinaan.



Islam dan Barat Hari Ini



Bulan September ini,  mengingatkan kita pada peristiwa WTC 11 September. Momen di mana Barat makin menemukan momentum tuk makin menyudutkan umat Islam.

Islamphobia makin meningkat, serangan rasisme kepada Muslim juga makin banyak. Hal ini makin diperkuat dengan tesis Profesor Samuel Huntington yang berjudul “Clash Of Civillization” (Benturan Peradaban) yang menyatakan bahwa setelah  Uni Soviet (Komunis) runtuh, maka Islam lah musuh berikutnya yang patut diwaspadai.


Hal senada dikatakan oleh Zbigniew Brezinski yang mengatakan  bahwa Islam adalah Musuh Hijau (The Green Enemy) setelah Uni Soviet si musuh merah (The Red Evil) rontok jadi negara-negara kecil pada tahun 1991. Dan kebencian inipun hingga kini masih terus dipelihara di Barat.



Kita tentu masih ingat kisah Anders Behring Breivik yang membantai 77 orang di Norwegia. Dia menyerang para keturunan imigran termasuk Muslim dengan alasan untuk melindungi Eropa dari Islamisasi.



Paranoid akut itu juga terjadi di Belanda, di mana Geert  Wilders si pembuat film “Fitna” dan anggota  Parlemen Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi yang berhaluan Kanan Liberal juga getol menyuarakan pembersihan Eropa dari Islam.



Di Inggris, Islamphobia juga masih nyaring terdengar. Di sana ada Mafia EDL (English Defense League) yang selalu mengganggu kebebasan hak kaum Muslim.



Di Prancis, ada larangan bercadar. Di Swiss ada larangan membangun menara Masjid. Di Denmark  tentu semua masih ingat dengan kasus Koran Jyllands  Posten pada 2006 yang mengemparkan dunia dengan kelancangannya menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Dan masih banyak lagi kasus lain. Hal ini menandakan “luka intelektual”  Barat kepada Islam memang sulit disembuhkan.



Sikap Kita



Apapun yang dilakukan Barat terhadap Islam, kita sebagai Muslim hendaknya dapat lebih bijak dalam menyikapinya. Karena kita pun telah mafhum akar sejarah kebencian tersebut.



Faktanya, semakin benci Barat pada Islam toh Islam semakin berkibar di mana-mana, khususnya di Eropa. Satu hal yang tak bisa dibantah, di Eropa dan Amerika agama yang pertumbuhannya paling cepat adalah Islam.



Ini menunjukkan, segala rekayasa dan tipu-daya manusia, tak akan bisa mengalahkan rekayasanya Allah Subhanahu Wata’ala.



Hal ini makin membuktikan bahwa janji Allah adalah benar. “Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.”(QS.As Shaff [61] :9).

Tulisan ini sendiri bukan penulis maksudkan untuk membuka kembali luka lama antara Islam dan Barat. Tulisan ini hanya dimaksudkan agar kita mengetahui akar sejarah yang merupakan kunci penting untuk mengetahui alasan mengapa hingga kini masih ada benturan antara Islam dan Barat.


Dan yang terpenting, semakin menambah keyakinan dan keteguhan kita kepada agama ini.

Nyatakan “La ilaha Illallah” dan katakana ”Isyhaduu bianna Muslimuun” (Saksikanlah bahwa aku adalah seorang Muslim). Di mana saja, meski tekanan dan kebencian terhadap agama ini datang dan berganti-ganti wajahnya. Wallahu A’lam.*

Empat Hal, Bisa Gagalkan Ramadhan

Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil


BULAN Ramadhan telah tiba. Beruntunglah mereka yang mampu memanfaatkannya dan celakalah bagi mereka yang gagal di dalamnya.



Agar kita tidak termasuk ke dalam golongan yang gagal dalam Ramadhan, kita perlu mengetahui apa saja penyebab kegagalan yang bisa menyeret pada penyesalan di akhirat kelak, sekaligus mencari solusinya.



Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi Shallahu ‘Alaihi Wassallam mengaminkan doa Jibril yang datang kepada beliau. Suatu ketika, Rasulullah naik mimbar untuk menyampaikan khutbah. Setiap kali naik ke anak tangga, beliau berucap, “amin.” Demikian beliau mengucapkan sampai anak tangga ketiga. Selepas khutbah, Nabi Shallahu ‘Alaihi Wassallam ditanya oleh para sahabat. “Ya Rasulullah, kami telah mendengar sesuatu dari paduka pada hari ini yang kami belum pernah mendengar sebelumnya.”

Lalu Nabi Shallahu ‘Alaihi Wassallam menjawab, “Sesungguhnya Jibril telah datang kepadaku dan membisikkan (doa) kepadaku. Katanya, ‘Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan tapi dosanya tidak diampuni.’ Lalu kuamini doanya. Dia berkata lagi, ‘Celakalah orang yang apabila namamu disebut di sisinya tapi tidak bershalawat kepadamu.’ Lalu aku mengaminkannya. Kemudian Jibril berkata, ‘Celakalah orang yang mendapati ibu bapaknya yang sudah tua atau salah satu daripadanya, namun mereka tidak memasukkannya ke dalam surga.’ Lalu aku pun mengaminkannya.” (HR. Al-Hakim).


Sangat penting bagi kita untuk mengetahui lebih jauh tentang penyebab-penyebab yang membuat mereka celaka dikarenakan tidak mendapat ampunan di bulan Ramadhan.

Penyebab pertama adalah seseorang melakukan puasa tanpa disertai keikhlasan. Ikhlas adalah ukuran diterimanya amal perbuatan. Setiap perbuatan yang kita kerjakan harus didasarkan karena mengharap ridha Allah.


Mereka yang berpuasa dengan ikhlas hanya mengharap ridha Allah tidak akan menghiraukan pamrih dan penghargaan dari orang lain. Mereka berpuasa bukan karena sungkan kepada atasan, bawahan, mertua, istri, teman, atau siapapun. Orang yang ikhlas, jika melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan, karena Allah Subhanahu Wata’ala.

Orang yang ikhlas itu seperti orang yang menulis surat. Suratnya ia tulis dengan baik dengan susunan kata yang indah dan enak dibaca. Namun semuanya itu akan sia-sia jika ia salah menuliskan alamat tujuan. Ia hendak mengirmkan surat kepada orang tuanya di Aceh, namun di alamat tertera alamat yang berlokasi di Surabaya. Maka, surat itu tidak akan sampai ke tangan yang berhak menerimanya. Jika salah alamat (niat dan tujuan), sebaik dan sebanyak apapun amal perbuatan tersebut, tidak akan sampai kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Rasulullah bersabda, “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari).
Penyebab kedua mereka bisa gagal dalam Ramadhan adalah berpuasa tanpa dasar ilmu. Ilmu harus menjadi dasar setiap perbuatan dan perkataan. Setiap ucapan dan tindakan yang kita lakukan harus ada rujukan. Sebagai seorang muslim yang abid (orang yang beribadah) rujukannya adalah ilmu yang bersumber dari Al-Quran, Sunnah, dan bimbingan para ulama.


Puasa tanpa ilmu membuat mereka hanya akan mendapatkan rasa lapar dan haus. Mereka menduga sudah melakukan banyak hal. Nyatanya? Kosong dan hampa, karena tidak didasari ilmu. Oleh karena itu, sejak dini kita harus memiliki ilmu tentang sunnah-sunnah puasa, hal-hal yang makruh dan perkara-perkara yang bisa membatalkan puasa, serta hikmah-hikmah puasa. Dengan ilmu, kita bisa mengetahui kebaikan dan kebajikan dalam Ramadhan.



Peyebab ketiga, penyebab kegagalan adalah mereka berpuasa secara lahir minus batin. Mereka yang berpuasa secara lahir, seperti menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan badan, sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, tanpa melihat tuntunan puasa yang lain, akan menjadi orang yang gagal dalam Ramadhan.



Mulut dan kemaluannya memang berpuasa dari hal-hal yang membatalkan puasa, namun mereka tidak mem-puasa-kan mulutnya dari berkata yang jorok, cabul, dan kotor, seperti menggunjing, mengumpat, menfitnah, dan berdusta. Puasa demikian adalah puasa yang tidak dipandang oleh Allah. “Barangsiapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan beramal kedustaan, maka Allah Subhanahu Wata’ala tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minuman.” (HR. Bukhari).



Penyebab keempat, berpuasa dengan penuh kemalasan dalam melakukan amal shalih. Mereka merasa bahwa puasa itu membuat tubuh menjadi lemah dan payah. Mereka mencukupkan diri dengan menahan diri dari makan dan minum. Karenanya ia bermalas-malasan dalam melakukan kegiatan-kegiatan baik lainnya seperti tadarrus, sedekah, iktikaf, tarawih. Bahkan bagi mereka, puasa sekadar perpindahan jam makan. Sehingga kala berbuka puasa, ia jadikan sebagai ajang balas dendam dengan berpestapora dalam melahap makanan dan minuman.



Itulah empat penyebab mengapa mereka gagal dalam puasa Ramadhan. Solusinya, tidak lain, kita harus menyiapkan diri untuk ikhlas dalam beribadah karena Allah, istiqamah mencari ilmu, menggabungkan puasa secara lahir dan batin, dan menumbuhkan semangat dalam meraih pundi pahala-pahala serta ampunan Allah Subhanahu Wata’ala. Marhaban Ya Ramadhan. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1436 H.*


Ternyata Non – muslim di Saudi Saja Hormati Bulan Puasa

BULAN Ramadhan akan dimulai pada hari Kamis, pemerintah Saudi mendesak non-Muslim untuk menghormati bulan suci dengan menjauhkan diri dari makan, minum dan merokok di depan umum pada Sabtu (13/06/15), demikian dilansir dalamArab News.

Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan pemberitahuan setiap tahun untuk memastikan bahwa orang-orang dari agama lain memahami dan mematuhi undang-undang negara. Kegagalan untuk melakukannya dapat mengakibatkan masalah hukum.

Bagi umat Islam, ramadhan adalah bulan pelatihan spiritual dimana mereka melakukan segala sesuatu yang mereka bisa untuk lebih dekat dengan Allah. Tidak hanya menahan diri dari makanan dan minuman sertadan hubungan suami-istri selama siang hari, tetapi juga berusaha untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Bagi mereka yang kelebihan berat badan dan obesitas, bulan puasa dapat membantu untuk mengurangi berat badan, yang merupakan penyebab dari begitu banyak penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.

Beberapa ekspatriat non-Muslim di Saudi telah telah memahami tentang kewajiban agama islam terkait ibadah puasa dan mencapai beberapa pencerahan spiritual.

“Saya menganggap Ramadhan sebagai waktu terbaik untuk pencetakan spiritual dengan mengendalikan keinginan duniawi saya. Ini adalah bulan dimana saya berlatih berpantang dari arogansi, kesombongan, bergosip, fitnah, mengutuk, tidak menghargai orang lain dan sejenisnya, “kata Saleh Bucay, salah satu non-Muslim yang ada di Saudi.

“Saya dengan rendah hati memohon kepada sesama ekspatriat non-puasa, agar selalu berhati-hati di bulan puasa ini. Hal ini sebagai tanda hormat, mereka harus menghindari makan atau minum di depan orang-orang yang berpuasa, terutama di tempat umum,” tambah Bucay.

Seorang pekerja Filipina, Neil Grajo, mengatakan bahwa ia ikut berpuasa pada tahun lalu untuk menurunkan berat badan, mengubah beberapa kebiasaan buruk, dan menunjukan rasa hormat untuk rekan-Muslim di tempat kerja.

“Ramadhan bisa menjadi kebiasaan baik untuk negara seperti Filipina,dimana merokok dan minum alkohol tersebar luas, kebiasaan buruk dan tidak bermoral ini tidak dapat diubah tanpa pelatihan fisik yang sebenarnya seperti ibadah puasa ini,” kata Grajo. [iwm/islampos]

2 Hal Yang Dikhawatirkan Ali

SEIRING dengan perkembangan zaman, perubahan manusia semakin tampak jelas terlihat. Namun, sifat-sifat dari nenek moyang terdahulu masih saja ada yang melekat. Jika hal itu baik, tentu tidak masalah. Tapi, ada salah satu hal yang membuat Ali bin Abi Thalib khawatir. Apakah itu?

Diriwayatkan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, bahwasanya ia berkata, “Sesuatu yang sangat aku khawatirkan atas kamu adalah dua hal, yaitu panjang angan-angan dan menuruti hawa nafsu, karena sesungguhnya panjang angan-angan itu dapat melalaikan akhirat, dan menuruti hawa nafsu dapat menyimpang dari kebenaran.”

Nah, ternyata Ali begitu mengkhawatirkan pada orang-orang yang memiliki panjang angan-angan dan mengikuti hawa nafsu. Panjang angan-angan berarti tingkat khayalnya tinggi, hingga melupakan yang nyata. Ia memiliki ambisi yang besar, seakan-akan di dunia ini hidup itu selamanya. Ketika apa yang diangan-angankan itu tidak tercapai, maka ia akan merasa terpuruk dan bisa jadi menimbulkan frustasi yang begitu mendalam.

Orang yang panjang angan-angan hanya memikirkan kehidupan duniawi saja. Padahal, setinggi apa pun angan-angan itu, tetap tujuan akhirnya ialah masuk ke dalam tanah dan kembali pada Ilahi Rabbi. Maka, inilah yang seharusnya kita hindari. Jangan sampai kita lupa tujuan akhir kita ke akhirat, karena terus berangan-angan.

Hawa nafsu juga sering mengarahkan kita pada hal-hal yang tidak baik. Sehingga, perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan syara’ juga bisa dilakukan bila kita mengikuti hawa nafsu. Tentu Anda sudah memahami kan, bila melakukan sesuatu di luar dari kebenaran, maka konsekuensinya kita tanggung sendiri. Jangankan di akhirat, di dunia pun kita akan merasakan ketidaknyamanan hidup. Wallahu ‘alam.

Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa 1/Karya: Abu Laits as Samarqandi/Penerbit: PT Karya Toha Putra Semarang

Kamis, 18 Juni 2015

Hadis Palsu Tentang Keutamaan Shalat Tarawih Malam ke 1-30

Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Lc MA
Jum'at, 04 Juli 2014 , 19:54:52

Belakangan ini banyak sekali beredar broadcast, atau SMS, atau artikel-artikel dan ceramah-ceramah yang menjelaskan tentang keutamaan sholat Tarawih dari malam pertama hingga malam terakhir dari bulan Romadhon. Benarkah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah menerangkan keutamaan tersebut? Dan bagaimanakah padangan para ulama terhadap derajat hadits tersebut? Serta bolehkah kita beramal ibadah berdasarkan hadits tersebut?

TERJEMAH HADITS:

Diriwayatkan dari Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, bahwa ia
berkata: Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang keutamaan Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan, maka Beliau bersabda:

1. MALAM PERTAMA:
SEORANG MUKMIN AKAN DIKELUARKAN DARI DOSANYA SEPERTI IA DILAHIRKAN DARI PERUT IBUNYA

2. MALAM KEDUA:
DIAMPUNKAN BAGINYA DAN BAGI KEDUA IBU BAPAKNYA JIKA KEDUANYA ITU BERIMAN.

3. MALAM KETIGA:
BERSERULAH MALAIKAT DARI BAWAH ARASY: MULAILAH OLEHMU DENGAN BERAMAL, ALLAH TELAH MENGAMPUNKAN DOSA-DOSAMU YANG TELAH LALU.

4. MALAM KEEMPAT:
DIA MEMPEROLEH PAHALA SEPERTI PAHALA MEMBACA TAURAT, INJIL, DAN AL-FURQAAN.

5. MALAM KELIMA:
ALLAH BERIKAN KEPADANYA PAHALA SEPERTI PAHALA ORANG YANG SHOLAT DI MASJIDIL HARAM, MASJID NABAWI DI MADINAH, DAN MASJIDIL AQSHA.

6. MALAM KEENAM:
ALLAH BERIKAN KEPADANYA PAHALA ORANG YANG THAWAF PADA ALBAITUL MAMUR DAN MEMOHONKAN AMPUNNAN BAGINYA OLEH SEGALA BATU DAN LUMPUR.

7. MALAM KETUJUH:
MAKA SEOLAH-OLAH DIA MENGALAMI ZAMAN NABI MUSA DAN MENOLONGNYA DALAM MELAWAN FIR’AUN DAN HAAMAAN.

8. MALAM KEDELAPAN:
ALLAH BERIKAN KEPADANYA APA-APA YANG DIBERIKAN KEPADA NABI IBRAHIM.

9. MALAM KESEMBILAN:
MAKA SEOLAH-OLAH IA MENYEMBAH ALLAH SEPERTI IBADAHNYA NABI Shallallahu 'alaihi wasallam.

10. MALAM KESEPULUH:
ALLAH BERIKAN REZEKI KEPADANYA BERUPA KEBAIKAN DUNIA DAN AKHIRAT.

11. MALAM KESEBELAS:
IA KELUAR DARI DUNIA SEPERTI PADA SAAT IA DILAHIRKAN OLEH IBUNYA.

12. MALAM KEDUABELAS:
IA DATANG PADA HARI KIAMAT DENGAN WAJAH LAKSANA BULAN DI MALAM KEEMPAT BELAS (malam purnama).

13. MALAM KETIGA BELAS:
IA DATANG PADA HARI KIAMAT DALAM KEADAAN AMAN DARI SEGALA KEJAHATAN.

14. MALAM KEEMPAT BELAS:
PARA MALAIKAT DATANG UNTUK MENYAKSIKAN BAHWA DIA TELAH MELAKUKAN SHOLAT TARAWIH.

15. MALAM KELIMA BELAS:
PARA MALAIKAT DAN PARA MALAIKUT PEMIKUL ARASY DAN KURSI ALLAH MEMINTAKAN AMPUNAN UNTUKNYA.

16. MALAM KEENAM BELAS:
ALLAH MENULISKAN BAGINYA KESELAMATAN DARI SIKSA NERAKA DAN KEBEBASAN UNTUK MASUK KE DALAM SURGA.

17. MALAM KETUJUH BELAS:
IA DIBERI PAHALA SEPERTI PAHALA PARA NABI.

18. MALAM KEDELAPAN BELAS:
ADA SEORANG MALAIKAT YANG BERSERU: WAHAI HAMBA ALLAH, SESUNGGUHNYA ALLAH TELAH RIDHO KEPADAMU DAN KEDUA IBU-BAPAKMU.

19. MALAM KESEMBILAN BELAS:
ALLAH AKAN MENINGGIKAN DERAJATNYA DI DALAM SURGA FIRDAUS.

20. MALAM KEDUA PULUH:
IA DIBERI PAHALA PAHALA ORANG-ORANG YANG MATI SYAHID DAN ORANG-ORANG SALEH.

21. MALAM KEDUAPULUH SATU:
ALLAH BUATKAN UNTUKNYA SEBUAH RUMAH YANG TERBUAT DARI CAHAYA DI DALAM SURGA.

22. MALAM KEDUAPULUH DUA:
IA DATANG PADA HARI KIAMAT DALAM KEADAAN AMAN DARI SETIAP KESEDIHAN DAN KESUSAHAN.

23. MALAM KEDUA PULUH TIGA:
ALLAH BUATKAN UNTUKNYA SEBUAH KOTA DI DALAM SURGA.

24. MALAM KEDUA PULUH EMPAT:
IA MENDAPATKAN 24 MACAM DOA YANG MUSTAJAB.

25. MALAM KEDUAPULUH LIMA:
ALLAH MENGHAPUSKAN DARINYA SIKSA KUBUR.

26. MALAM KEDUAPULUH ENAM:
ALLAH MENINGGIKAN BAGINYA PAHALA SELAMA 40 TAHUN

27. MALAM KEDUAPULUH TUJUH:
IA AKAN DIMUDAHKAN ALLAH DALAM MENYEBERANGI JEMBATAN SHIROTAL MUSTAQIM SECEPAT KILAT MENYAMBAR.

28. MALAM KEDUAPULUH DELAPAN:
ALLAH MENINGGIKAN BAGINYA SERIBU DERAJAT DI DALAM SURGA.

29. MALAM KEDUAPULUH SEMBILAN:
ALLAH BERIKAN KEPADANYA PAHALA SERIBU HAJI YANG DITERIMA.

30. MALAM KETIGA PULUH:
ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA BERFIRMAN: WAHAI HAMBAKU, MAKANLAH OLEHMU DARIPADA BUAH-BUAHAN SURGA DAN MANDILAH DARI AIR SALSABIL DAN MINUMLAH DARI AIR ALKAUTSAR. AKU LAH TUHANMU DAN ENGKAU ADALAH HAMBAKU.

(Hadits ini disebutkan oleh Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad al-Khubari dalam kitab Durrotun Nashihiin Fil Wa’zhi wal Irsyaad, hal. 16 – 17)

DERAJAT HADITS:

Bismillah. Saudara Dan saudariku yang semoga dirahmati Allah, hadits tersebut di atas yang menerangkan tentang keutamaan sholat Tarawih Dari malam pertama hingga malam terakhir derajatnya maudhu’ (PALSU), karena Tidak ada asal usulnya (yakni Tidak jelas sumbernya), Dan Tidak mempunyai sanad yang dapat menghubungkan hadits tersebut kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam secara valid & akurat.

Syaikh Abdurrahman As-Suhaim hafizhohullah ketika ditanya tentang derajat hadits tsb, Beliau katakan: “Tanda-tanda kepalsuan hadits tersebut nampak jelas. Susunan kalimatnya kaku (tidak fasih). Dan yang demikian ini sangat tidak mungkin diucapkan Oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.”

Komite tetap untuk urusan Fatwa Dan Riset Ilmiyyah Saudi Arabia yang diketuai Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menyatakan bahwa hadits tersebut Tidak ada asal-usulnya. Dan ini termasuk dalam golongan hadits-hadits PALSU yang DIDUSTAKAN atas Nama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. (Lihat : Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuuts Al-Ilmiyyah Wal Ifta no. 8050, juz IV, hal 476-480, Atau klik link berikut ini (Silahkan gunakan Google Translate))

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah berkata tentang kitab Durrotu An-Naashihiin Fil Wa’zhi wal Irsyaad: “Kitab ini tidak dapat dijadikan sandaran (dalam ilmu dan amal, pent), karena ia mengandung Hadits-Hadits Dho’if (Lemah) dan Maudhu’ (Palsu).”

Demikian penjelasan singkat tentang derajat hadits keutamaan sholat tarawih dari malam pertama hingga malam terakhir dari bulan Romadhon yang banyak beredar di berbagai media cetak dan elektronik maupun melalui ceramah-ceramah, apalagi di bulan SUCI ROMADHON yang penuh berkah ini.

Hendaknya setiap muslim Dan muslimah merasa cukup dengan ayat-ayat Al-Qur'an Dan hadits-hadits shahih sebagai landasan dasar dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.

Semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dari beramal ibadah kepada-Nya berdasarkan hadits-hadits lemah dan palsu, dan melindungi kita dari bahaya berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. 

Wallahu a’lam bish-Showab. Wabillahi at-Taufiq. 

Marhaban ya Ramadhan

" Marhaban ya Ramadhan Marhaban fi syahril mubarok wa syahril maghfiroh. Barakallahu lana walakum daaiman bijami'i khoir. Wal 'afwu minkum. "
Alhamdulillahirobbil'alamiin, shalawat serta salam kita curahkan ke haribaan junjungan kita Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Marhaban yaa Ramadhan...
Umat Islam kini kembali menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Bulan yang oleh Allah SWT dihimpun di dalamnya Rahmah (kasih sayang), Maghfiroh (ampunan), dan Itqun minan naar (dijauhkan dari api neraka). Bulan Ramadhan juga disebut dengan "Syahrul Qur'an", bulan diturunkannya Al-Qur'an yang merupakan lentera hidayah ketuhanan yang sangat dibutuhkan umat manusia dalam membedakan yang haq dan yang batil.
Sudah banyak kita ketahui, berlimpahnya manfaat yang bisa kita dapatkan pada bulan suci Ramadhan ini. Diantaranya adalah dapat membuat kita menjadi seorang yang kuat menghadapi cobaan, tegar dalam mengarungi rintangan, dan sabar dalam menerima tekanan. In syaa` Allah, dengan adanya puasa ini Allah dapat menjadikan kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT.
Mari kita sambut bulan Ramadhan ini dengan senyuman kebahagiaan dan hati yang bersih.
Terima kasih ya Allah, telah memberi hamba-Mu ini kesempatan untuk menikmati Ramadhan tahun ini... ^^